Sistem sosial masyarakat yang kurang kondusif berpengaruh pada tumbuh kembanganya anak. Pembanganun anak tergantung pada di mana anak berinterkasi dan bermasyarakat. Dalam kondisi demikian, posisi anak menjadi tidak hanya rentan dalam aspek fisik dan psikis tetapi anak rentan dalam sisi sosiologis.
Dalam perkembangan terakhir ini, banyak ditemui adegan kekerasan yang dilakukan oleh anak. Maraknya handphone berkamera turut banyak menunjukan bukti bagaimana kekerasan yang dilakukan para pelajar. Diantaranya dari hasil rekaman camera handphone tersebut menunjukan bagaimana pelajar perempuan saling baku hantam. Bahkan kekerasan tersebut diantaranya dilakukan didalam kelas.
Tidak itu saja, handphone berkamera juga telah menunjukan bukti bagaimana berbagai adegan porno dilakukan para pelajar. Dari hasil rekaman handphone itu pula kemudian tersebar ke berbagai handphone lain sampai kedunia maya. Wal hasil penikmat adegan itupun semakin banyak dan tersebar ke seantero jagad. Bahkan diantara penikmat itu juga ada anak-anak yang masih berumur dibawah belasan tahun.
Hal demikian ini nampaknya telah menjadi lingkaran setan yang terus menggelinding bagaikan bola salju. Dari apa yang dilihat baik langsung maupun melalui berbagai media informasi telah berpengaruh pada perilaku. Kemudian perilaku negatif tersebut terekam lalu dipertontonkan kembali. Dengan demikian yang mempertontonkan perilaku negatif akan semakin banyak. Sehingga yang menirupun akan semakin banyak pula. Pada akhirnya perilaku negatifpun dianggap hal biasa.
Murahnya biaya untuk menyewa internet di warnet dan download gambar-gambar porno serta penyimpanannya yang relatif mudah seperti di flashdisc atau CD, juga turut berkontribusi. Hal-hal tersebut mengakibatkan lebih dari 280.300 situs porno yang di akses. jumlah tersebut tiap tahunnya bertambah 10 kali lipat dari tahun sebelumnya. Dalam artikel yang berjudul Adultary is Killing The American Family mengatakan bahwa berdasarkan statistik menunjukkan 25 % dari semua internet, melalui mesin pencarinya minta dihubungkan dengan pornografi.
Tak mengherankan bila kemudian banyak muncul kasus-kasus seperti pesta seks dikalangan pelajar. Pergaulan bebas antara laki dan perempuan juga begitu banyak dipertontonkan ditempat umum. Bahkan tidak jarang hal tersebut terjadi ditempat – tempat yang disediakan untuk anak-anak bermain.
Begitu pula dengan kekerasan. Anak-anakpun menjadi bangga ketika tergabung dalam sebuah geng yang begitu mudah melakukan tawuran. Tidak tanggung-tanggung senjata tajam yang mematikan juga dibawa. Sehingga menyakiti, melukai bahkan membunuh menjadi perilaku biasa.
Kalau sudah demikian siapa yang salah ? Sebagian pihak menuding media masa baik cetak maupun elektronik turut memberi andil. Kemajuan teknologi informasi seperti internet dan handphone juga demikian. Karena memang dari media informasi itulah, begitu mudah didapatkan totonan berbau porno dan kekerasan.
Namun sebagian pihak juga menyalahkan sistem sosial kemasyarakatan saat ini yang juga tidak kalah besar andilnya. Tengok saja, bagaimana pembiaran yang dilakukan para pemilik warnet terhadap para pengakses pornografi dan game kekerasan. Hal itu dilakukan hanya untuk mengejar keuntungan finansial belaka. Sudah begitu, kontrol masyarakat sekitar juga tidak terjadi. Karena mereka juga sibuk dengan urusan masing-masing.
Hal sama juga dilakukan oleh kebanyakan orang tua yang lebih sibuk mengejar finansial untuk meraih status sebagai keluarga kaya atau sukses. Bahkan dalam upaya tersebut, mereka tidak peduli apapun akan dilakukan. Termasuk dalam hal ini tak segan-segan melakukan kekerasan bahkan mengorbankan nilai-nilai moral. Hal ini terjadi disegala bidang mulai dari politik, bisnis hingga karyawan sekalipun. Ukuran sebuah kesuksesan adalah mobil mewah, rumah mewah sampai kepemilikan dana di bank.
Tak kalah seru, ancaman narkobapun semakin menggila. Sasarannya bukan hanya orang dewasa tapi juga anak. Seperti yang ditengarai Soekarwo, Gubernur Jatim saat menghadiri acara sosialisasi bantuan untuk panti sosial di Islamik Center pada Juli lalu. “Saya itu ngenes saat mendapat SMS dari seorang ibu. Ia mengatakan bahwa anaknya yang baru kelas 3 SD telah kecanduan narkoba,” ujarnya.
Memang dalam masalah narkoba ini, juga telah banyak dilakukan operasi dan penangkapan. Tapi tidak bisa dipungkiri, dibalik peredaran narkoba telah menjanjikan penghasilan yang cukup menggiurkan. Bahkan bisa dikatakan, uang yang beredar dikalangan bara pengedar narkoba besarnya berkali lipat dibanding dana pemberantasan narkoba. Itulah sebabnya meski banyak bandar dan produksen narkoba ditangkap.
Tapi peredaran narkoba tetap saja marak. Bahkan kini pihak Kepolisian belum lama ini juga mengungkap dan mensinyalir maraknya peredaran pil koplo. Karena jenis ini lebih murah dan bisa dikonsumsi kalangan bawah.
Kalau sudah demikian, apa yang bisa diperbuat.
Tentu saja komitmen semua pihak yang dibutuhkan. Komitmen untuk bersama-sama menyelamatkan anak-anak sebagai generasi masa depan bangsa. Peran sekolah, lingkungan, orang tua dan pemerintah merupakan satu kesatuan yang harus bertanggung jawab dan bekerjasama dengan baik untuk menanggulangi ini semua.
Meraup keuntungan finansial berlipat lipat jangan lagi menjadi orientasi utama. Sehingga godaan dari para bandar narkoba dengan dananya yang berjibub tidak lagi menggiurkan. Begitu pula para pendidik, tidak lagi tergoda dengan hasrat ingin cepat kaya. Sehngga tidak menjadikan sekolah sebagai ladang bisnis. Demikian juga orang tua untuk bisa memberi keteladanan bagaimana meraih sukses dengan cara bermoral.
Akhirnya iklim yang kondusif bagi tumbuh kembang anak bisa terwujud mulai dari lingkungan keluarga, masyarakat dan berbangsa. Karena bagaimanapun pembanganun anak tergantung pada di mana anak berinterkasi dan bermasyarakat. Anak adalah amanah dan sekaligus merupakan karunia Illahi yang senantiasa harus dijaga dan dilindungi, serta dipenuhi hak-haknya.
Dari sisi kehidupan berbangsa dan bernegara, anak adalah masa depan serta generasi penerus perjuangan cita-cita bangsa. Dengan demikian negara berkewajiban memenuhi hak setiap anak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan serta mendapat perlindungan dari tindak kekerasan, eksploitasi, diskriminasi dan perlakuan salah lainnya.
Sudah saatnya pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia memberikan dukungan agar setiap anak memperoleh haknya. Hak untuk mendapat pelayanan pendidikan dan pengajaran bermutu dalam rangka pengembangan pribadi dan semua potensi kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya.
Hak mendapatkan pelayanan kesehatan bermutu dan jaminan sosial sesuai dengan kebutuhan fisik, mental, spiritual dan sosial anak. Hak untuk mendapat kebebasan berpartisipasi untuk menyatakan dan didengar pendapatnya, menerima, mencari dan memberikan informasi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya demi pengembangan dirinya sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan dan kepatutan.
Hak untuk beristirahat dan memanfaatkan waktu luang, bergaul dengan anak sebaya, bermain, berekreaksi sesuai dengan minat, bakat dan tingkat kecerdasannya demi pengembangan diri. Hak untuk mendapat perlindungan dari diskriminasi, eksploitasi baik ekonomi maupun seksual, penelantaran, kekejaman, kekerasan, penganiayaan, ketidak adilan dan perlakuan salah lainnya.
semoga Allah senantiasa menjaga keluarga kita dari api neraka dan segala perbuatan syaithan yang terkutuk amiii.
Dalam perkembangan terakhir ini, banyak ditemui adegan kekerasan yang dilakukan oleh anak. Maraknya handphone berkamera turut banyak menunjukan bukti bagaimana kekerasan yang dilakukan para pelajar. Diantaranya dari hasil rekaman camera handphone tersebut menunjukan bagaimana pelajar perempuan saling baku hantam. Bahkan kekerasan tersebut diantaranya dilakukan didalam kelas.
Tidak itu saja, handphone berkamera juga telah menunjukan bukti bagaimana berbagai adegan porno dilakukan para pelajar. Dari hasil rekaman handphone itu pula kemudian tersebar ke berbagai handphone lain sampai kedunia maya. Wal hasil penikmat adegan itupun semakin banyak dan tersebar ke seantero jagad. Bahkan diantara penikmat itu juga ada anak-anak yang masih berumur dibawah belasan tahun.
Hal demikian ini nampaknya telah menjadi lingkaran setan yang terus menggelinding bagaikan bola salju. Dari apa yang dilihat baik langsung maupun melalui berbagai media informasi telah berpengaruh pada perilaku. Kemudian perilaku negatif tersebut terekam lalu dipertontonkan kembali. Dengan demikian yang mempertontonkan perilaku negatif akan semakin banyak. Sehingga yang menirupun akan semakin banyak pula. Pada akhirnya perilaku negatifpun dianggap hal biasa.
Murahnya biaya untuk menyewa internet di warnet dan download gambar-gambar porno serta penyimpanannya yang relatif mudah seperti di flashdisc atau CD, juga turut berkontribusi. Hal-hal tersebut mengakibatkan lebih dari 280.300 situs porno yang di akses. jumlah tersebut tiap tahunnya bertambah 10 kali lipat dari tahun sebelumnya. Dalam artikel yang berjudul Adultary is Killing The American Family mengatakan bahwa berdasarkan statistik menunjukkan 25 % dari semua internet, melalui mesin pencarinya minta dihubungkan dengan pornografi.
Tak mengherankan bila kemudian banyak muncul kasus-kasus seperti pesta seks dikalangan pelajar. Pergaulan bebas antara laki dan perempuan juga begitu banyak dipertontonkan ditempat umum. Bahkan tidak jarang hal tersebut terjadi ditempat – tempat yang disediakan untuk anak-anak bermain.
Begitu pula dengan kekerasan. Anak-anakpun menjadi bangga ketika tergabung dalam sebuah geng yang begitu mudah melakukan tawuran. Tidak tanggung-tanggung senjata tajam yang mematikan juga dibawa. Sehingga menyakiti, melukai bahkan membunuh menjadi perilaku biasa.
Kalau sudah demikian siapa yang salah ? Sebagian pihak menuding media masa baik cetak maupun elektronik turut memberi andil. Kemajuan teknologi informasi seperti internet dan handphone juga demikian. Karena memang dari media informasi itulah, begitu mudah didapatkan totonan berbau porno dan kekerasan.
Namun sebagian pihak juga menyalahkan sistem sosial kemasyarakatan saat ini yang juga tidak kalah besar andilnya. Tengok saja, bagaimana pembiaran yang dilakukan para pemilik warnet terhadap para pengakses pornografi dan game kekerasan. Hal itu dilakukan hanya untuk mengejar keuntungan finansial belaka. Sudah begitu, kontrol masyarakat sekitar juga tidak terjadi. Karena mereka juga sibuk dengan urusan masing-masing.
Hal sama juga dilakukan oleh kebanyakan orang tua yang lebih sibuk mengejar finansial untuk meraih status sebagai keluarga kaya atau sukses. Bahkan dalam upaya tersebut, mereka tidak peduli apapun akan dilakukan. Termasuk dalam hal ini tak segan-segan melakukan kekerasan bahkan mengorbankan nilai-nilai moral. Hal ini terjadi disegala bidang mulai dari politik, bisnis hingga karyawan sekalipun. Ukuran sebuah kesuksesan adalah mobil mewah, rumah mewah sampai kepemilikan dana di bank.
Tak kalah seru, ancaman narkobapun semakin menggila. Sasarannya bukan hanya orang dewasa tapi juga anak. Seperti yang ditengarai Soekarwo, Gubernur Jatim saat menghadiri acara sosialisasi bantuan untuk panti sosial di Islamik Center pada Juli lalu. “Saya itu ngenes saat mendapat SMS dari seorang ibu. Ia mengatakan bahwa anaknya yang baru kelas 3 SD telah kecanduan narkoba,” ujarnya.
Memang dalam masalah narkoba ini, juga telah banyak dilakukan operasi dan penangkapan. Tapi tidak bisa dipungkiri, dibalik peredaran narkoba telah menjanjikan penghasilan yang cukup menggiurkan. Bahkan bisa dikatakan, uang yang beredar dikalangan bara pengedar narkoba besarnya berkali lipat dibanding dana pemberantasan narkoba. Itulah sebabnya meski banyak bandar dan produksen narkoba ditangkap.
Tapi peredaran narkoba tetap saja marak. Bahkan kini pihak Kepolisian belum lama ini juga mengungkap dan mensinyalir maraknya peredaran pil koplo. Karena jenis ini lebih murah dan bisa dikonsumsi kalangan bawah.
Kalau sudah demikian, apa yang bisa diperbuat.
Tentu saja komitmen semua pihak yang dibutuhkan. Komitmen untuk bersama-sama menyelamatkan anak-anak sebagai generasi masa depan bangsa. Peran sekolah, lingkungan, orang tua dan pemerintah merupakan satu kesatuan yang harus bertanggung jawab dan bekerjasama dengan baik untuk menanggulangi ini semua.
Meraup keuntungan finansial berlipat lipat jangan lagi menjadi orientasi utama. Sehingga godaan dari para bandar narkoba dengan dananya yang berjibub tidak lagi menggiurkan. Begitu pula para pendidik, tidak lagi tergoda dengan hasrat ingin cepat kaya. Sehngga tidak menjadikan sekolah sebagai ladang bisnis. Demikian juga orang tua untuk bisa memberi keteladanan bagaimana meraih sukses dengan cara bermoral.
Akhirnya iklim yang kondusif bagi tumbuh kembang anak bisa terwujud mulai dari lingkungan keluarga, masyarakat dan berbangsa. Karena bagaimanapun pembanganun anak tergantung pada di mana anak berinterkasi dan bermasyarakat. Anak adalah amanah dan sekaligus merupakan karunia Illahi yang senantiasa harus dijaga dan dilindungi, serta dipenuhi hak-haknya.
Dari sisi kehidupan berbangsa dan bernegara, anak adalah masa depan serta generasi penerus perjuangan cita-cita bangsa. Dengan demikian negara berkewajiban memenuhi hak setiap anak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan serta mendapat perlindungan dari tindak kekerasan, eksploitasi, diskriminasi dan perlakuan salah lainnya.
Sudah saatnya pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia memberikan dukungan agar setiap anak memperoleh haknya. Hak untuk mendapat pelayanan pendidikan dan pengajaran bermutu dalam rangka pengembangan pribadi dan semua potensi kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya.
Hak mendapatkan pelayanan kesehatan bermutu dan jaminan sosial sesuai dengan kebutuhan fisik, mental, spiritual dan sosial anak. Hak untuk mendapat kebebasan berpartisipasi untuk menyatakan dan didengar pendapatnya, menerima, mencari dan memberikan informasi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya demi pengembangan dirinya sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan dan kepatutan.
Hak untuk beristirahat dan memanfaatkan waktu luang, bergaul dengan anak sebaya, bermain, berekreaksi sesuai dengan minat, bakat dan tingkat kecerdasannya demi pengembangan diri. Hak untuk mendapat perlindungan dari diskriminasi, eksploitasi baik ekonomi maupun seksual, penelantaran, kekejaman, kekerasan, penganiayaan, ketidak adilan dan perlakuan salah lainnya.
semoga Allah senantiasa menjaga keluarga kita dari api neraka dan segala perbuatan syaithan yang terkutuk amiii.
4 komentar:
benar sekali..kita sebagai orang tua memiliki tanggung jawab yang besar terhadap perkembangan anak...pergaulan anak yang tidak diawasi bisa berdampak berbahaya...coba kita lihat sekarang anak-anak SD kelas 1-2 sudah pintar mengakses intenet tanpa penjagaan orang tua.....good share sobat..terima kasih...sudah mengingatkan...dan sebagai sarana silaturahim, saya sudah pasang link blog ini diblogroll "sahabat-sahabat terbaikku"...tukeran link sebagai sarana persahabatan sesama blogger.....terima kasih
Bner sob, di butuhkn krja sama antara pemerintah serta pihak yg trkait. Dan tdk kalah pnting peranan orang . Mendidik dan membesarkan memiliki perbedaan yg besar jika di telaah. Lbh berat mendidik dari cuman membesarkan..
serem semoga nanti kalo aku punya anak, gak nakal2 hehe
ya sobat tank tas komennya yang peduli terhadap generasi bangsa
Posting Komentar